Manfaat
serai - terutama pada batang dan daun yang kering - digunakan untuk
bumbu masak, minyak wangi, bahan pencampur jamu, dan juga dapat dibuat
minyak asiri. Ramuan serai dapat dimanfaatkan sebagai "pengusir
(mengendalikan) serangga", contohnya nyamuk sebagai vektor (pembawa)
penyakit.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari
pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan pada intinya adalah
mencapai kemampuan hidup sehat bagi semua pendududuk Indonesia. Salah
satunya adalah pengendalian vektor penyakit. Hal ini
sesuai dengan
UUD RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 22 ayat 2, yang
berbunyi, "Pengendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian
untuk mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh
binatang pembawa penyakit, seperti serangga (nyamuk malaria dan nyamuk
demam berdarah), binatang pengerat (rodent)".
Demam berdarah dengue (DBD), misalnya
. DBD adalah penyakit infeksi
akut
yang disebabkan oleh virus dengue - terutama menyerang anak-anak -
dengan tanda-tanda demam tinggi mendadak dengan manifestasi pendarahan
dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
NYAMUK yang
berperan sebagai vektor penyakit, biasanya diberantas dengan cara
penyemprotan menggunakan insektisida sintesis sebagai racun serangga.
Obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, atau obat antinyamuk yang
dioleskan, tentunya mengandung insektisida yang mengandung beberapa
senyawa kimia.
Namun bagi mereka yang tidak tahan, insektisida
ini menimbulkan bau yang menyengat dan bisa menimbulkan sesak napas atau
alergi pada kulit sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan.
Nyamuk
jenis culex sp, aedes aegypty, biasanya diberantas dengan penyemprotan
racun serangga. Namun di samping adanya dampak positif - seperti dapat
membunuh nyamuk penular, memunyai khasiat tergantung macam, bentuk, dan
konsentrasi insektisida serta dengan masuknya ke dalam tubuh - ada pula
dampak negatifnya. Di antaranya keracunan pada manusia, hewan ternak,
polusi lingkungan, dan hama menjadi resisten
(tahan). Di samping itu, penyemprotan dengan insektisida sintesis juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Berbeda
dengan serai, mengandung senyawa kimia yang alamiah. Kandungan kimia
tanaman serai lebih banyak dilakukan pada batang dan daun. Caranya,
batang dan daun dihaluskan, lalu dicampur dengan pelarut dan
menghasilkan minyak asiri yang mengandung senyawa sitral, sitronela,
geraniol, mirsena, nerol, farsenol methil heptenon, dan dipentena.
**
SERAI
mengandung senyawa berbentuk padat dan berbau khas. Minyak atsiri yang
merupakan produksi serai, terdiri dari berbagai senyawa. Salah satu
senyawa yang dapat membunuh nyamuk adalah sitronela. Sitronela memunyai
sifat racun (desiscant), menurut cara kerjanya racun ini seperti racun
kontak yang dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan secara
terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.
Serai
dibuat dalam bentuk ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau
cair dibuat dengan "menyari" simplisia nabati atau hewani menurut cara
yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari. Ekstrak kering harus mudah
digerus atau campuran etanol dari air. Yang paling mudah dengan
menghaluskan bahan ekstrak (diblender), kemudian dicampur air sebagai
pelarut. Pengadaan ekstrak serai dapat dilakukan
dengan cara:
1. Daun dan batang serai sebanyak 1 kg, dicuci lalu ditiriskan sampai kering dan dihaluskan dengan blender.
2. Hasil blenderan kemudian dilarutkan ke dalam air sebanyak 250 ml dan direndam selama 1 malam.
3. Rendaman tersebut lalu disaring, hasilnya disimpan dalam botol dan diencerkan dengan aquadest.
Bahan
inilah yang nanti digunakan dalam penyemprotan nyamuk dengan
konsentrasi senyawa kimia yang cukup rendah dan alamiah. Di samping
tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar, bahan ini bisa dibuat dengan
cara yang sederhana dan banyaknya cairan ini dapat disesuaikandengan
kebutuhan yang kita inginkan.
No comments:
Post a Comment