Monday, March 26, 2018

Bahaya ikan tongkol untuk ibu hamil

SAAT berbadan dua, rasanya tak aneh bila orang-orang sekeliling Anda mendadak jadi "konsultan" kesehatan. Ada yang berkomentar, "Ibu hamil (bumil) harus banyak makan ikan ya, supaya anaknya pintar!" Tapi ada pula yang bertentangan, "Jangan sembarang makan ikan lho! Hati-hati bahaya merkuri!"
Waduh! Mana yang benar nih? Daripada pusing, ulasan dr Ekky M Rahardja MS SpGK dari RS Royal Taruma dan Dr Ir Mulyono S Baskoro MSc, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor bisa menjawabnya:
Ikan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan produk hewani lainnya seperti daging sapi dan ayam. Ikan dikenal sangat kaya protein dan rendah kalori. Meski memiliki kandungan gizi dan protein yang relatif sama, ikan dianggap lebih baik dari daging sapi. Pasalnya, ikan lebih banyak mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang diperlukan dalam proses perkembangan sel-sel otak dan kecerdasan anak semasa dalam kandungan.
Nah, tahukah Moms kandungan Omega 3 dan Omega 6 tertinggi terdapat dalam ikan laut jenis kembung, tenggiri, salmon, dan mackarel?
Bila Anda khawatir bahaya merkuri, memang lebih aman mengonsumsi jenis ikan air tawar yang dapat meminimalisir timbulnya alergi, keracunan, atau terkontaminasi logam berat.
Namun Moms boleh berlega hati, ternyata jika proses memilih hingga proses mengolahnya dilakukan dengan tepat, ikan laut pun aman dikonsumsi bumil!

Tip Memilih Ikan Segar
Ikan mudah mengalami kerusakan. Pasalnya, secara alami ikan memiliki kandungan air yang tinggi. Ikan juga mengandung enzim yang mengurai protein menjadi isobutilamin, kadaverin, dan putresin yang menyebabkan aroma kurang sedap.
Untuk mempertahankan kesegaran, sebaiknya ikan disimpan di tempat bersuhu rendah. Di dalam kulkas, ikan dapat bertahan segar selama tiga hingga empat hari. Sedangkan dalam freezer, dapat bertahan hingga satu bulan.
Adapun ciri-ciri ikan segar terdiri dari:
* Mata ikan jernih, kornea bening, pupil hitam, dan mata cembung. Sedangkan ikan tak segar tampak matanya cekung, buram, serta mata kelabu tertutup lendir.
* Insang ikan segar berwarna merah segar, jika sudah menurun kualitasnya insang menjadi keabuan, berlendir, dan bau.
* Lendir ikan segar bening dan baunya khas ikan. Jika sudah membusuk, lendir menjadi kekuningan, lengket, dan aroma menyengat.
* Sisik ikan segar melekat kuat, mengkilap, dan tertutup lendir jernih. Bila tak segar, sisik berubah menjadi mudah lepas dan warna memudar.
* Aroma ikan segar berbau khas ikan. Jika sudah tidak segar berbau busuk dan biasanya mengapung jika diletakkan di dalam air.
* Daging ikan segar elastis dan bewarna cerah, jika ditekan tidak menimbulkan bekas permanen. Ikan busuk berwarna pucat, lunak, dan menimbulkan jejak permanen jika ditekan.

Cara Tepat Membersihkan Ikan
Dalam membersihkan ikan, bukan semata-mata hanya menghilangkan bau amis ya, Moms! Berikut ini trik yang bisa Anda contek: 
# Supaya tangan tidak licin saat memegang ikan, lumuri tangan Anda dengan garam.
# Bersihkan dengan seksama bagian perut ikan dengan garam dan air jeruk.
# Gosok-gosoklah garam pada bagian dalam ikan disertai dengan aliran air keran pada bagian tersebut dan gunakan garam untuk membersihkan sisik ikan.
# Untuk menghilangkan bau lumpur, buang insang hingga benar-benar bersih. Cara lain yang dapat dilakukan adalah sewaktu ikan digoreng coba masukkan sepotong kulit roti tawar ke dalam minyak, dijamin bau lumpur akan hilang.

Hati-hati Ikan Tongkol Bisa Sebabkan Keracunan!
Salah satu jenis ikan yang sering menyebabkan keracunan dan alergi adalah tongkol. Keracunan dapat timbul setelah beberapa menit sampai beberapa jam setelah mengonsumsi.
Gejalanya antara lain adalah rasa gatal atau terbakar di sekitar mulut, bibir bengkak, wajah kemerahan, berkeringat, mual, muntah, sakit kepala, jantung berdebar, pusing, bentol-bentol merah di badan. Gejala ini biasanya membaik sendiri dalam beberapa jam, atau bahkan beberapa hari.
Pada ikan tongkol yang tidak disimpan dengan baik, seperti membiarkan ikan berada pada suhu ruang selama 12 jam, maka pada ikan tersebut akan berkembang bakteri seperti Escherichia coli, Proteus Sp atau Klebsiella Sp.
Bakteri-bakteri ini mempunyai enzim yang disebut histidin dekarboksilase. Fungsi enzim ini mengubah histidin, yang banyak terdapat pada daging ikan menjadi histamin. Histamin inilah penyebab timbulnya gejala keracunan.

No comments:

Post a Comment