SAAT berbadan dua, rasanya tak aneh bila orang-orang
sekeliling Anda mendadak jadi "konsultan" kesehatan. Ada yang
berkomentar, "Ibu hamil (bumil) harus banyak makan ikan ya, supaya
anaknya pintar!" Tapi ada pula yang bertentangan, "Jangan sembarang
makan ikan lho! Hati-hati bahaya merkuri!"
Waduh! Mana
yang benar nih? Daripada pusing, ulasan dr Ekky M Rahardja MS SpGK dari
RS Royal Taruma dan Dr Ir Mulyono S Baskoro MSc, Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor bisa menjawabnya:
Ikan memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan produk hewani lainnya seperti daging sapi dan ayam. Ikan
dikenal sangat kaya protein dan rendah kalori. Meski memiliki kandungan
gizi dan protein yang relatif sama, ikan dianggap lebih baik dari daging
sapi. Pasalnya, ikan lebih banyak mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang
diperlukan dalam proses perkembangan sel-sel otak dan kecerdasan anak
semasa dalam kandungan.
Nah, tahukah Moms kandungan Omega 3 dan Omega 6 tertinggi terdapat dalam ikan laut jenis kembung, tenggiri, salmon, dan mackarel?
Bila
Anda khawatir bahaya merkuri, memang lebih aman mengonsumsi jenis ikan
air tawar yang dapat meminimalisir timbulnya alergi, keracunan, atau
terkontaminasi logam berat.
Namun Moms boleh berlega
hati, ternyata jika proses memilih hingga proses mengolahnya dilakukan
dengan tepat, ikan laut pun aman dikonsumsi bumil!
Tip Memilih Ikan Segar
Ikan
mudah mengalami kerusakan. Pasalnya, secara alami ikan memiliki
kandungan air yang tinggi. Ikan juga mengandung enzim yang mengurai
protein menjadi isobutilamin, kadaverin, dan putresin yang menyebabkan
aroma kurang sedap.
Untuk mempertahankan kesegaran, sebaiknya
ikan disimpan di tempat bersuhu rendah. Di dalam kulkas, ikan dapat
bertahan segar selama tiga hingga empat hari. Sedangkan dalam freezer,
dapat bertahan hingga satu bulan.
Adapun ciri-ciri ikan segar terdiri dari:
*
Mata ikan jernih, kornea bening, pupil hitam, dan mata cembung.
Sedangkan ikan tak segar tampak matanya cekung, buram, serta mata kelabu
tertutup lendir.
* Insang ikan segar berwarna merah segar, jika sudah menurun kualitasnya insang menjadi keabuan, berlendir, dan bau.
* Lendir ikan segar bening dan baunya khas ikan. Jika sudah membusuk, lendir menjadi kekuningan, lengket, dan aroma menyengat.
*
Sisik ikan segar melekat kuat, mengkilap, dan tertutup lendir jernih.
Bila tak segar, sisik berubah menjadi mudah lepas dan warna memudar.
* Aroma ikan segar berbau khas ikan. Jika sudah tidak segar berbau busuk dan biasanya mengapung jika diletakkan di dalam air.
*
Daging ikan segar elastis dan bewarna cerah, jika ditekan tidak
menimbulkan bekas permanen. Ikan busuk berwarna pucat, lunak, dan
menimbulkan jejak permanen jika ditekan.
Cara Tepat Membersihkan Ikan
Dalam membersihkan ikan, bukan semata-mata hanya menghilangkan bau amis ya, Moms! Berikut ini trik yang bisa Anda contek:
# Supaya tangan tidak licin saat memegang ikan, lumuri tangan Anda dengan garam.
# Bersihkan dengan seksama bagian perut ikan dengan garam dan air jeruk.
#
Gosok-gosoklah garam pada bagian dalam ikan disertai dengan aliran air
keran pada bagian tersebut dan gunakan garam untuk membersihkan sisik
ikan.
# Untuk menghilangkan bau lumpur, buang insang hingga
benar-benar bersih. Cara lain yang dapat dilakukan adalah sewaktu ikan
digoreng coba masukkan sepotong kulit roti tawar ke dalam minyak,
dijamin bau lumpur akan hilang.
Hati-hati Ikan Tongkol Bisa Sebabkan Keracunan!
Salah
satu jenis ikan yang sering menyebabkan keracunan dan alergi adalah
tongkol. Keracunan dapat timbul setelah beberapa menit sampai beberapa
jam setelah mengonsumsi.
Gejalanya antara lain adalah rasa gatal
atau terbakar di sekitar mulut, bibir bengkak, wajah kemerahan,
berkeringat, mual, muntah, sakit kepala, jantung berdebar, pusing,
bentol-bentol merah di badan. Gejala ini biasanya membaik sendiri dalam
beberapa jam, atau bahkan beberapa hari.
Pada ikan tongkol yang
tidak disimpan dengan baik, seperti membiarkan ikan berada pada suhu
ruang selama 12 jam, maka pada ikan tersebut akan berkembang bakteri
seperti Escherichia coli, Proteus Sp atau Klebsiella Sp.
Bakteri-bakteri ini mempunyai enzim yang disebut histidin dekarboksilase. Fungsi enzim ini mengubah histidin, yang banyak terdapat pada daging ikan menjadi histamin. Histamin inilah penyebab timbulnya gejala keracunan.
No comments:
Post a Comment