Tuesday, April 10, 2018

Manfaat jeroan ikan bandeng

i Semarang bandeng sebagai salah satu pilihan oleh-oleh biasanya disajikan dengan cara presto, goreng atau yang lainnya. Namun, bagaimana jika yang diolah adalah isi perutnya yang biasanya dibuang?
Tak disangka, saat Tribun Jateng mencobanya tekstur kenyal bercampur pedas nan gurih menyatu dalam sekali suap wedelan tersebut. Tak kalah nikmat dengan olahan dagingnya.
Mami Al Buchori, pemilik usaha Omah Bandeng ini sangat gemar mengolah berbagai panganan yang berasal dari ikan tersebut. Sempat dianggap sebelah mata ketika memasak wedelan bandeng, ternyata kini ia kerap kebanjiran order.
“Ya dulu pertama kali bikin orang-orang heran, aneh, bahkan takut makannya, setelah dikasih coba saya kasih bonus itu di dalam orderan bandengnya akhirnya sekarang ramai pesanan wedelan,” ujar ibu yang biasa panggil bu Mami, saat pameran Pesta Kuliner Pedas di Mall Sri Ratu Semarang, Sabtu (3/12/2016).
Waleran sendiri berarti jeroan ikan bandeng yang sudah dibuang bagian empedunya. Waleran memang akrab di telinga orang Pati juga Semarang yang terbiasa mengolah kuliner ikan bandeng.
Selain di Pati, waleran banyak digunakan hanya sebagai pakan ikan lele, umpan pancing, atau bahkan dibuang begitu saja. Namun, di tangan Mami jeroan yang dibuang tersebut dapat diolah menjadi hidangan yang lezat.
Ia mengatakan pada awalnya orangtuanyalah sebagai penjual ikan, yang suka mencoba mengolah bagian lain dari daging bandeng. Alhasil ketika ia dewasa, keluar dari pekerjaannya, kecintaannya terhadap ikan bandeng tumbuh kembali.
“Waleran itu bisa dimakan kalau benar ngolahnya, pinter-pinternya orang mengolahnya aja. Kuncinya itu ada di pembersihan empedu, sebenarnya yang harus dibuang hanya empedunya, tapi harus hati-hati sekali,” ujarnya.
Waleran Omah Bandeng olahannya, tersedia dalam bentuk pepes, dan oseng pedas. Saat Tribun Jateng mencoba oseng pedas waleran bandeng, terasa teksturnya kenyal seperti daging kerang, dengan sentuhan rasa pahit yang tipis di akhir.
Campuran tiga cabai, cabai merah, cabai hijau, dan cabai rawit setan membuat rasa pedasnya begitu menggugah. Campuran rempah lain seperti aneka bawang, salam, laos dan daun jeruk membuatnya kaya akan rasa gurih, asin, dan pedas.
Saat mencobanya, Anda takkan sadar bahwa ini adalah jeroan ikan bandeng yang meliputi hati, jantung, dan ususnya. Anda akan dilupakan oleh citarasanya yang membuat nagih.
Mami menjual masakan tersebut di rumah produksi omah bandeng, di Jalan Kenconowungu dalam 1 nomer 4, Semarang. Dalam satu porsinya seberat 250 gram, ia menjual dengan harga Rp 10 ribu, jika diberi tambahan seperti pete jadi Rp 15 ribu.
Selain itu ia juga menjualnya secara online di media sosialnya, bisa di facebook Omah Bandeng atau di facebook pribadinya Mami Al Buchori.
Selain waleran, dengan kemahirannya bandeng bisa diolah menjadi nugget, pepes, otak-otak, bandeng bumbu rujak, bandeng oseng pedas, dan banyak lagi lainnya.

No comments:

Post a Comment