i Semarang bandeng sebagai salah satu pilihan oleh-oleh biasanya
disajikan dengan cara presto, goreng atau yang lainnya. Namun, bagaimana
jika yang diolah adalah isi perutnya yang biasanya dibuang?
Tak
disangka, saat Tribun Jateng mencobanya tekstur kenyal bercampur pedas
nan gurih menyatu dalam sekali suap wedelan tersebut. Tak kalah nikmat
dengan olahan dagingnya.
Mami Al Buchori, pemilik usaha Omah
Bandeng ini sangat gemar mengolah berbagai panganan yang berasal dari
ikan tersebut. Sempat dianggap sebelah mata ketika memasak wedelan
bandeng, ternyata kini ia kerap kebanjiran order.
“Ya dulu pertama kali bikin orang-orang heran, aneh, bahkan takut
makannya, setelah dikasih coba saya kasih bonus itu di dalam orderan
bandengnya akhirnya sekarang ramai pesanan wedelan,” ujar ibu yang biasa
panggil bu Mami, saat pameran Pesta Kuliner Pedas di Mall Sri Ratu
Semarang, Sabtu (3/12/2016).
Waleran sendiri berarti jeroan ikan
bandeng yang sudah dibuang bagian empedunya. Waleran memang akrab di
telinga orang Pati juga Semarang yang terbiasa mengolah kuliner ikan
bandeng.
Selain di Pati, waleran banyak digunakan hanya sebagai
pakan ikan lele, umpan pancing, atau bahkan dibuang begitu saja. Namun,
di tangan Mami jeroan yang dibuang tersebut dapat diolah menjadi
hidangan yang lezat.
Ia mengatakan pada awalnya orangtuanyalah
sebagai penjual ikan, yang suka mencoba mengolah bagian lain dari daging
bandeng. Alhasil ketika ia dewasa, keluar dari pekerjaannya,
kecintaannya terhadap ikan bandeng tumbuh kembali.
“Waleran itu
bisa dimakan kalau benar ngolahnya, pinter-pinternya orang mengolahnya
aja. Kuncinya itu ada di pembersihan empedu, sebenarnya yang harus
dibuang hanya empedunya, tapi harus hati-hati sekali,” ujarnya.
Waleran
Omah Bandeng olahannya, tersedia dalam bentuk pepes, dan oseng pedas.
Saat Tribun Jateng mencoba oseng pedas waleran bandeng, terasa
teksturnya kenyal seperti daging kerang, dengan sentuhan rasa pahit yang
tipis di akhir.
Campuran tiga cabai, cabai merah, cabai hijau, dan cabai rawit setan
membuat rasa pedasnya begitu menggugah. Campuran rempah lain seperti
aneka bawang, salam, laos dan daun jeruk membuatnya kaya akan rasa
gurih, asin, dan pedas.
Saat mencobanya, Anda takkan sadar bahwa
ini adalah jeroan ikan bandeng yang meliputi hati, jantung, dan ususnya.
Anda akan dilupakan oleh citarasanya yang membuat nagih.
Mami
menjual masakan tersebut di rumah produksi omah bandeng, di Jalan
Kenconowungu dalam 1 nomer 4, Semarang. Dalam satu porsinya seberat 250
gram, ia menjual dengan harga Rp 10 ribu, jika diberi tambahan seperti
pete jadi Rp 15 ribu.
Selain itu ia juga menjualnya secara online
di media sosialnya, bisa di facebook Omah Bandeng atau di facebook
pribadinya Mami Al Buchori.
Selain waleran, dengan kemahirannya
bandeng bisa diolah menjadi nugget, pepes, otak-otak, bandeng bumbu
rujak, bandeng oseng pedas, dan banyak lagi lainnya.
No comments:
Post a Comment