Ikan lele memiliki kandungan dari nutrisi yang tinggi, sekitar 20%
atau lebih dari nilai gizi harian yang dianjurkan untuk dikonsumsi
berdasarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Ketika
dimasak (panas kering), ikan lele mengandung 0,333 gram omega-3 asam
lemak, berasal dari EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), per 100
gram ikan lele. Ketika dimasak (panas kering), lele mampu menghasilkan
0,259 gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.049g), DHA (0,128),
dan ALA (0.082g), per 100 gram ikan lele mengacu pada sumber ikhtiar
gizi.
Ahli
nutrisi gizi Dr. Achmad Subagio dari Universitas Jember mengemukakan
bahwa ikan lele memiliki kandungan gizi yang setara dengan daging sapi
apabila dikonsumsi dalam jumlah tertentu. Setelah bergelut sekitar 2
tahun, doktor lulusan Jepang itu baru bisa menemukan daging alternatif
pengganti daging sapi. Hanya mengandalkan ikan Lele seberat 2,5
kilogram, Dr. Achmad Subagio berhasil membuat daging alternatif seberat 1
kilogram.
Selain itu, menurut Dr. Achmad Subagio mengklaim bahwa
daging Lele dapat merangsang perkembangan otak anak. “Kandungan gizi
daging Lele sangat tinggi, banyak mengandung vitamin A,” ujarnya.
Daging ikan lele mengandung poli asam lemak tidak jenuh (PUFA) yang
terdiri dari omega-3 dan omega-6. PUFA tidak disintesa tubuh, sehingga
harus diperoleh dari makanan. Lemak ikan dapat menurunkan LDL (Low
Density Lipid) kolesterol dalam plasma darah,
Selain itu,
kandungan lemaknya jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi atau
daging ayam. Daging ikan lele hanya mengandung lemak 2 gram saja. Ini
jauh lebih rendah di bandingkan sapi (14 gram) dan ayam (25 gram).
Sehingga, daging ikan lele lebih sehat untuk dikonsumsi masyarakat.
Prof.
Dr. Made Astawan seorang ahli teknologi pangan dan gizi memaparkan
bahwa ikan lele mengandung protein dengan kadar lisin dan leusin lebih
tinggi dibanding daging sapi. Leusin sangat diperlukan untuk pertumbuhan
anak-anak dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa.
Leusin
juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Sementara
lisin sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu proses pertumbuhan. Asam
amino lisin menjadi kerangka bagi niasin dan sering dilibatkan dalam
pengobatan penyakit herpes.
Masih menurut Prof. Dr. Made
Astawan,dilihat dari komposisi gizinya ikan lele juga kaya fosfor. Nilai
fosfor pada ikan lele lebih tinggi daripada nilai fosfor pada telur
yang hanya 100 mg. Peran mineral fosfor menempati urutan kedua setelah
kalsium.
Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium
fosfat, 80 persen berada pada tulang dan gigi. Fungsi utamanya sebagai
pemberi energi dan kekuatan untuk metabolisme lemak dan pati, sebagai
penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta penyerapan
dan pemakaian kalsium.
Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih
banyak dibanding saat-saat tidak mengandung karena ibu hamil butuh
fosfor lebih banyak untuk tulang janinnya. Jika asupan fosfor kurang,
janin akan mengambilnya dari tulang sang ibu. Ini salah satu penyebab
penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi
apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
Dilihat
dari perbandingan kalium dan natrium yang mencapai 24,5:1, ikan lele
dapat digolongkan sebagai makanan sehat untuk jantung dan pembuluh
darah. Makanan tergolong makanan sehat untuk jantung dan pembuluh darah
bila mengandung rasio kalium terhadap natrium minimal 5:1.
Kalium
diketahui bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah
tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga
bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi
juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu
memperlancar keseimbangan cairan tubuh.
No comments:
Post a Comment